Doa’ merupakan inti dari ibadah dan ia merupakan senjata paling ampuh yang dimiliki seorang mukmin
Maka
dari itu Allah Ta’ala tekankan kepada kita agar tidak menyelewengkan
doa’ ini kepada selain-Nya, karena perbuatan ini termasuk syirik akbar,
yang akan dapat melenyapkan amalan kita :
وعن
ابن مسعود رضي الله عنه ؛ أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : من مات
وهو يدعو من دون الله ندا ؛ دخل النار . رواه البخاري [ ج- 9][ص-110] [ ج-
9][ص-111]
Dari
ibnu Mas’ud –rodhiallahu ‘anhu, bahwa Rosulullah sholallahu 'alaihi
wasalam bersabda: “Barang siapa mati dalam keadaan masih berdoa’ kepada
selain Allah untuk mensekutukan=Nya maka ia masuk NERAKA.” [ HR.
Bukhori]
Dan Allah Ta’ala senantiasa memerintahkan kita untuk selalu berdo'a; kepada-Nya, hal ini sebagaimana Firman-Nya :
وَإِذَا
سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ
إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُواْ لِي وَلْيُؤْمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمْ
يَرْشُدُونَ
"Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang
berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi
(segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar
mereka selalu berada dalam kebenaran." (Q.S. Al Baqarah : 186 ) .
Rasulullah Shalallahu ’alaihi wasallam juga bersabda:
يَقُولُ
اللَّهُ تَعَالَى أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا
ذَكَرَنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي وَإِنْ
ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَإِنْ
تَقَرَّبَ إِلَيَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ
تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي
يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً
“Allah
Subhanahu wata’ala berfirman, ’Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku
kepada-Ku, Aku bersamanya bila dia ingat Aku. Jika dia mengingat-Ku
dalam dirinya, Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Jika dia menyebut Nama-Ku
dalam suatu perkumpulan, Aku menyebutkan dalam perkumpulan yang lebih
baik dari mereka. Bila dia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat
kepadanya sehasta. Jika dia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat
kepadanya sedepa. Jika dia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa),
maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.” (HR Bukhari Muslim)
Namun
ada beberapa hal yg membuat do'a kita ini tidak di ijabahi Allah
Ta’ala, sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Muhammad ibnUtsaimin
–Rohimahullah- dalam syarh kitab Riyadhussolihin karya imam Nawawi
–rohimahullhah-:
1. Makan dan minum atau berpakaian dari yang haram, atau dari usaha/kerja yang haram.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
أَيُّهَا
النَّاسُ إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لا يُقبَلَ إِلا طَيِّباً وَإِنَّ اللهَ
أَمَرَ اْلمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ اْلمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ { يَا
أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوْا صَالِحاً
إِنِّي بِمَا تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ } وَقَالَ { يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ
آمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكمْ } ثُمَّ ذَكَرَ
الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى
السَّمَاء يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ
وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِاْلحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ
؟
“Wahai
manusia, sesungguhnya Allah ta’ala adalah Maha Baik, tidak menerima
kecuali yang baik, dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada para
Rasul.
Allah ta’ala berfirman :
“Hai Rasul-Rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih.” (QS. Al-Mu’minuun : 51).
Dan Allah berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah dari rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu.” (QS. Al-Baqarah : 172).
Kemudian
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam menceritakan seorang laki-laki yang
melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut dan berdebu lalu
menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berkata, ”Ya Rabb..ya
Rabb…”, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya dari
yang haram, dicukupi dari yang haram, maka bagaimana mungkin dikabulkan
do'anya?” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 1015]
2. Tidak khusyu’ dan lalai serta tidak memaknai do'anya.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
ادْعُوْا اللهَ وَأَنْتُمْ مُوْقِنُوْنَ بِاْلإِجَابَةِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ لا يَسْتَجِيْبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاهٍ
“Berdoalah
kepada Allah dan kamu yakin akan dikabulkan. Ketahuilah bahwa Allah
tidak akan mengabulkan do'a orang yang hatinya lalai dan tidak khusyu’.“
[Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi no. 3479 dan Al-Hakim no. 1817; hasan
lighairihi]
3. Terburu–buru minta terkabul do'anya yang akhirnya ia meninggalkan do'a. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
يُسْتَجَابُ لأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ يَقُوْلُ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِيْ
“Dikabulkan
do'a seseorang dari kalian selama ia tidak buru-buru, (dimana) ia
berkata : ”Aku sudah berdo'a namun belum dikabulkan do'aku.”
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 5981 dan Muslim no. 2735]
Dan sabda lainnya:
لا
يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيْعَةِ
رَحِمٍ مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ قِيْلَ يَا رَسوْلَ اللهِ مَا
اْلاِسْتِعْجَالُ قَالَ يَقُوْلُ قَدْ دَعَوْتُ وَقَدْ دَعَوْتُ فَلَم أَرَ
يَسْتَجِيْبُ لِيْ فَيَسْتحْسِرَ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ
“Senantiasa
do'a seorang hamba akan dikabulkan selama ia tidak berdo'a untuk
meminta berbuat dosa atau memutuskan silaturahim, dan selama ia tidak
meminta dengan tergesa-gesa (isti’jal)”. Ada yang bertanya : “Ya
Rasulullah, apa itu isti’jal ?”. Jawab beliau : “Jika seseorang berkata :
‘Aku sudah berdo'a, memohon kepada Allah, tetapi Dia belum mengabulkan
do'aku’. Lalu ia merasa putus asa dan akhirnya meninggalkan do'anya
tersebut.” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 2735]
4. Berdo'a yang isinya mengandung perbuatan dosa atau memutuskan silaturahim.
Sabda Rosulullah sholallahu ‘alaihi wasalam :
لا يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيْعَةِ رَحِمٍ
Senantiasa
do'a seorang hamba akan dikabulkan selama ia tidak berdoa untuk meminta
berbuat dosa atau memutuskan silaturahim. [Diriwayatkan oleh Muslim no.
2735]
Dari Jabir -radhiallahu anhu- dia berkata: Saya mendengar Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
مَا
مِنْ أَحَدٍ يَدْعُو بِدُعَاءٍ إِلَّا آتَاهُ اللَّهُ مَا سَأَلَ أَوْ
كَفَّ عَنْهُ مِنْ السُّوءِ مِثْلَهُ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ
قَطِيعَةِ رَحِمٍ
“Tidaklah
seseorang berdo'a dengan sebuah do'a melainkan Allah memberikan
kepadanya apa yang dia minta atau menolak keburukan darinya yang
semisalnya, selama dia tidak berdo'a untuk perbuatan dosa atau pemutusan
hubungan kekerabatan.” (HR. At-Tirmizi no. 3573 dan dinyatakan hasan
oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 5637)
5. Gemar melakukan maksiat dan perbuatan apa saja yang diharamkan Allah.
Disebutkan
dalam sebuah hadits bahwa do'a yang bermanfaat untuk orangtua adalah
do’a anak sholeh sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam
:
Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu menuturkan bahwa, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا
مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ
إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ
صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Apabila manusia
meninggal dunia, maka terputus amalnya kecuali tiga perkara: shadaqah
jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendo'akannya.
[HR. Muslim: 3084]
Maka tentunya kesholehan seseorang itu mempengaruhi terkabulnya doa’ sebagaimana kemaksiatannya akan menghalangi doa’nya
Seorang penyair berkata :
“Bagaimana mungkin kita mengharap terkabulnya do'a, sedangkan kita sudah menutup jalannya dengan dosa dan maksiat”.
6. Meninggalkan amar ma’ruf & nahi munkar serta meratanya perbuatan maksiat.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
وَالَّذِيْ
نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِاْلمَعْرُوْفِ وَلْتَنْهَوُنَّ عَنِ
اْلمُنْكَرِ أَوْ لَيُوْشِكَنَّ اللهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَاباً
مِنْهُ ثُمَ تَدْعُوْنَهُ فَلا يُسْتَجَابُ لَكُمْ
“Demi
Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, hendaklah kalian menyuruh yang ma’ruf
dan mencegah kemungkaran atau (kalau tidak kalian lakukan) maka pasti
Allah akan menurunkan siksa kepada kalian, hingga kalian berdo'a
kepada-Nya, tetapi tidak dikabulkan.” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi no.
2169, Al-Baghawi dalam Syarhus-Sunnah 14/3453, dan Ahmad no. 23360.
At-Tirmidzi berkata : “Hadits ini hasan”]
7. Tidak bersungguh-sungguh dalam berdo'a.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِذَا
دَعَوْتُمُ اللهَ فَاعْزِمُوْا فِي الدُّعَاءِ وَلا يَقُوْلَنَّ
أَحَدُكُمْ إِنْ شِئْتَ فَأَعْطِنِيْ فَإِنْ اللهَ لا مُسْتَكْرِهَ لَهُ
“Apabila
seseorang dari kamu berdo'a dan memohon kepada Allah, janganlah ia
mengucapkan : ‘Ya Allah, ampunilah dosaku jika Engkau kehendaki,
sayangilah aku jika Engkau kehendaki, dan berilah rizki jika engkau
kehendaki ‘. Akan tetapi, ia harus bersungguh-sungguh dalam berdo'a.
Sesungguhnya Allah berbuat menurut apa yang Ia kehendaki dan tidak ada
yang memaksa-Nya.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 7026]
Setelah
kita berdoa’ dan berusaha mencari sebab untuk mendapatkan apa yang kita
inginkan kemudian misalnya Allah ta’ala belum mentaqdirkan do'a kita
terwujud, maka kita harus bersabar dan husnudzon serta ridla bahwasannya
Allah ta’ala mempunyai hikmah yang sangat besar. Allah ta’ala sangat
sayang terhadap hamba-Nya dan seorang hamba tidak tahu tentang akibat
urusannya. Terkadang seseorang mengharapkan sesuatu, padahal itu jelek
buat dia. Sebaliknya, seseorang membenci sesuatu, padahal itu baik buat
dia.
Firman Allah Ta’ala :
وَعَسَى
أَن تَكْرَهُواْ شَيْئاً وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تُحِبُّواْ
شَيْئاً وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ
تَعْلَمُونَ
Boleh
jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui [Al Baqoroh:216]
Wallahu a’lam bishowab
Sumber: http://www.salamdakwah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar