Oleh: Tengku Azhar
وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاسًا (10) وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا (11)
“Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian. Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan.” (QS. An-Naba’: 10-11)
Tafsirul Ayat
Imam Ath-Thabari –rahimahullah- menyebutkan, “Dan telah
kami jadikan malam bagi kalian sebagai penutup, yang kegelapannya
menutupi kalian sehingga kalian menjadi tenang, sebagai pakaian menutupi
jasad pemakainya sehingga ia pun menjadi tenang. Dan telah kami jadikan
siang bagi kalian agar kalian bertebaran di muka bumi ini untuk mencari
penghidupan kalian, dan agar kalian bebas melakukan apa saja yang bisa
mendatangkan kemaslahatan duniawi kalian.”
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Ustaimin –rahimahullah-
menjelaskan, “Yakni Allah menjadikan malam sebagai pakaian yang
menyelimuti bumi, seolah-olah jilbab yang menutupinya. Hal ini tidak
akan dapat diketahui secara sempurna kecuali dengan melihatnya langsung
dari atas bumi. Kami telah melihat tanda-tanda kebesaran Allah yang
sangat menakjubkan ketika menaiki pesawat terbang, saat itu matahari
tenggelam ke permukaan bumi, kami saksikan seolah bumi diselimuti dengan
kain hitam. Dan Allah telah menjadikan siang sebagai waktu untuk
mencari penghidupan. Manusia mencari rezeki di siang hari sesuai dengan
kedudukan dan keadaan mereka masing-masing. Ini merupakan salah satu
nikmat Allah atas hamba-hamba-Nya.
Siang dan Malam Merupakan Tanda-tanda Kekuasaan Allah
Siang dan malam merupakan bukti kekuasaan Allah yang tidak
ada seorang pun dari makhluk-Nya yang bisa menandingi-Nya. Mahabenar
Allah yang telah berfirman:
وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ آَيَتَيْنِ فَمَحَوْنَا
آَيَةَ اللَّيْلِ وَجَعَلْنَا آَيَةَ النَّهَارِ مُبْصِرَةً لِتَبْتَغُوا
فَضْلًا مِنْ رَبِّكُمْ وَلِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ
وَكُلَّ شَيْءٍ فَصَّلْنَاهُ تَفْصِيلًا (12)
“Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda
(kebesaran Kami), kemudian Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan
tanda siang itu terang benderang agar kamu (dapat) mencari karunia dari
Rabbmu, dan agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan
(waktu). Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.” (QS.
Al-Isra`: 12)
Kemudian Allah menjelaskan lagi:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي
الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ
مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا
مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ
بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (164)
“Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian
malam dan siang, kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang
bermanfaat bagi manusia, apa yang diturunkan Allah dari langit berupa
air, lalu dengan (air) itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering),
dan Dia tebarkan di dalamnya bermacam-macam binatang, dan perkisaran
angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, (semua itu)
sungguh merupakan tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang
mengerti.” (QS. Al-Baqarah: 164)
Al-Hafizh Abu Bakar Mardawaih telah meriwayatkan sebuah
hadits yang bersumber dari shahabat Ibnu Abbas –radhiyallahu ‘anhu- ia
berkata:
“Orang-orang Quraiys dating kepada Nabi Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam seraya berkata, ‘Hai Muhammad,
sesungguhnya kami menginginkan engkau mendoakan kepada Tuhanmu agar Dia
menjadikan bukit Shafa ini emas buat kami. Untuk itu maka kami akan
membeli kuda dan senjata dengannya, dan kami akan beriman kepadamu serta
berperang bersamamu’. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab,
‘Berjanjilah kalian kepadaku, sekirang aku berdoa kepada Tuhanku,
kemudian Dia menjadikan bagi kalian bukit Shafa emas, kalian benar-benar
beriman kepadaku’. Maka mereka mengadakan perjanjian dengan Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk hal tersebut. Kemudian Nabi berdoa
kepada Tuhannya, dan datanglah malaikat Jibril kepadanya seraya berkata,
‘Sesungguhnya Tuhanmu sanggup menjadikan bukit Shafa emas buat mereka,
dengan syarat jika mereka tidak juga beriman kepadamu, maka Allah akan
mengadzab mereka dengan siksaan yang belum pernah Dia timpakan kepada
seorang pun di antara makhluk-Nya.’ Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam berkata, ‘Wahai Tuhanku, tidak, lebik baik biarkanlah aku dan
kaumku. Aku akan tetap menyeru mereka dari hari ke hari’. Maka Allah
Subhanahu wa Ta’ala menurunkan firman-Nya:
“Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian
malam dan siang, kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang
bermanfaat bagi manusia, apa yang diturunkan Allah dari langit berupa
air, lalu dengan (air) itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering),
dan Dia tebarkan di dalamnya bermacam-macam binatang, dan perkisaran
angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, (semua itu)
sungguh merupakan tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang
mengerti.” (QS. Al-Baqarah: 164)
Siang Untuk Bekerja Malam Untuk Istirahat
Merupakan karunia dan nikmat Allah yang Maha Agung, Dia
telah menjadikan untuk hamba-hamba-Nya siang sebagai waktu untuk bekerja
dan mencari penghidupan. Serta menjadikan malam sebagai waktu untuk
beristirahat.
Dia Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي
الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُون
“Apabila shalat telah dilaksanakan maka bertebaranlah kamu
di di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar
kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah: 10)
Dalam ayat ini Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan
kepada orang-orang mukmin untuk bertebaran ke muka bumi dalam rangka
mencari penghidupannya setelah shalat Jum’at dilaksanakan. Ini
menunjukkan bahwa kita diperintahkan menggunakan waktu siang kita untuk
bekerja dan menggunakannya untuk mencari kemaslahatan duniawi kita,
sehingga kehidupan seorang mukmin itu menjadi seimbang.
Dia Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَابْتَغِ فِيمَا آَتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ
الْآَخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا
أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ
اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
“Dan carilah pahala negeri akhirat dengan apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di
dunia, dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
(QS. Al-Qashash: 77)
Dan ketahuilah bahwa bagian siang yang paling banyak
mengandung berkah adalah pagi harinya. Karenanya suatu ketika Shahabat
Ibnu Abbas –radhiyallahu ‘anhu- melihat anaknya sedang tidur pagi, maka
ia berkata, “Bangunlah, apakah kamu tidur pada waktu disebarkan rezeki?”
Dalam sebuah hadits yang bersumber dari Ummul Mukminin
Aisyah –radhiyallahu ‘anha-, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam telah bersabda, “Bersegeralah dalam mencari rezeki dan kebutuhan
(hajat), karena dalam kesegeraan (pergi pagi) itu terdapat keberkahan
dan kesuksesan.” (HR. At-Tirmidzi)
Dalam riwayat lain disebutkan:
عَنْ صَخْرٍ الْغَامِدِىِّ عَنِ النَّبِىِّ -صلى
الله عليه وسلم- قَالَ « اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا ».
وَكَانَ إِذَا بَعَثَ سَرِيَّةً أَوْ جَيْشًا بَعَثَهُمْ فِى أَوَّلِ
النَّهَارِ. وَكَانَ صَخْرٌ رَجُلاً تَاجِرًا وَكَانَ يَبْعَثُ تِجَارَتَهُ
مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ فَأَثْرَى وَكَثُرَ مَالُه
Dari Shakhr bin Wada’ah Al-Ghamidi –radhiyallahu ‘anhu-
dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ia bersabda, “Ya Allah
berkahilah untuk umatku pada pagi harinya.” Jika beliau mengutus pasukan
perang, maka beliau mengutuskan pada pagi hari. Shakhr adalah seorang
pedagan yang biasa mengirimkan barang dagangannya pada pagi hari, maka
ia menjadi kaya raya dan banyak harta.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi,
dan ia berkata: hadits hasan shahih)
Kemudian dengan rahmat dan kasih sayang-Nya, Allah
menjadikan malam sebagai tempat dan waktu untuk beristirahat dari segala
kepenatan dan kelelahan di siang hari.
Maha Benar Allah yang telah berfirman:
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِبَاسًا وَالنَّوْمَ سُبَاتًا وَجَعَلَ النَّهَارَ نُشُورًا
“Dialah yang menjadikan untukmu malam sebagai pakaian, dan
tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk berusaha.” (QS.
Al-Furqan: 47)
Dan Dia telah berfirman:
وَهُوَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُمْ بِاللَّيْلِ
وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيهِ
لِيُقْضَى أَجَلٌ مُسَمًّى ثُمَّ إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ
يُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
“Dan Dialah yang menidurkanmu pada malam hari, dan kemudian
Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umurmu yang
telah ditentukan, kemudian kepada Allahlah kamu kembali, lalu Dia
memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan.” (QS. Al-An’am:
60)
Dan firman-Nya:
قُلْ مَنْ يَكْلَؤُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ مِنَ الرَّحْمَنِ بَلْ هُمْ عَنْ ذِكْرِ رَبِّهِمْ مُعْرِضُونَ
“Katakanlah, ‘Siapa yang dapat memelihara kamu di waktu
malam dan siang hari selain (Allah) Yang Maha Pemurah?’ Sebenarnya
mereka adalah orang-orang yang berpaling dari mengingat Rabb mereka.”
(QS. Al-Anbiya’: 47)
Karenanya, jika telah datang waktu pagi maka janganlah kita
menunggu-nunggu datangnya waktu sore, dan apabila telah datang waktu
sore maka janganlah kita menunggu-nunggu datangnya waktu pagi. Wallahu
‘Alamu bish Shawab.
sumber: Majalah YDSUI April 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar