Selasa, 21 Februari 2017

Fungsi siang dan malam menurut Al Quran


Oleh: Tengku Azhar

 وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاسًا (10) وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا (11)
“Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian. Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan.” (QS. An-Naba’: 10-11)

Tafsirul Ayat
Imam Ath-Thabari –rahimahullah- menyebutkan, “Dan telah kami jadikan malam bagi kalian sebagai penutup, yang kegelapannya menutupi kalian sehingga kalian menjadi tenang, sebagai pakaian menutupi jasad pemakainya sehingga ia pun menjadi tenang. Dan telah kami jadikan siang bagi kalian agar kalian bertebaran di muka bumi ini untuk mencari penghidupan kalian, dan agar kalian bebas melakukan apa saja yang bisa mendatangkan kemaslahatan duniawi kalian.”

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Ustaimin –rahimahullah- menjelaskan, “Yakni Allah menjadikan malam sebagai pakaian yang menyelimuti bumi, seolah-olah jilbab yang menutupinya. Hal ini tidak akan dapat diketahui secara sempurna kecuali dengan melihatnya langsung dari atas bumi. Kami telah melihat tanda-tanda kebesaran Allah yang sangat menakjubkan ketika menaiki pesawat terbang, saat itu matahari tenggelam ke permukaan bumi, kami saksikan seolah bumi diselimuti dengan kain hitam. Dan Allah telah menjadikan siang sebagai waktu untuk mencari penghidupan. Manusia mencari rezeki di siang hari sesuai dengan kedudukan dan keadaan mereka masing-masing. Ini merupakan salah satu nikmat Allah atas hamba-hamba-Nya.

Siang dan Malam Merupakan Tanda-tanda Kekuasaan Allah
Siang dan malam merupakan bukti kekuasaan Allah yang tidak ada seorang pun dari makhluk-Nya yang bisa menandingi-Nya. Mahabenar Allah yang telah berfirman:

وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ آَيَتَيْنِ فَمَحَوْنَا آَيَةَ اللَّيْلِ وَجَعَلْنَا آَيَةَ النَّهَارِ مُبْصِرَةً لِتَبْتَغُوا فَضْلًا مِنْ رَبِّكُمْ وَلِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ وَكُلَّ شَيْءٍ فَصَّلْنَاهُ تَفْصِيلًا (12)
“Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran Kami), kemudian Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang benderang agar kamu  (dapat) mencari karunia dari Rabbmu, dan agar kamu mengetahui bilangan tahun  dan perhitungan (waktu). Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.” (QS. Al-Isra`: 12)
Kemudian Allah menjelaskan lagi:

 إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (164)
“Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi manusia, apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan (air) itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering), dan Dia tebarkan di dalamnya bermacam-macam binatang, dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, (semua itu) sungguh merupakan tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang mengerti.” (QS. Al-Baqarah: 164)

Al-Hafizh Abu Bakar Mardawaih telah meriwayatkan sebuah hadits yang bersumber dari shahabat Ibnu Abbas –radhiyallahu ‘anhu- ia berkata:
“Orang-orang Quraiys dating kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam seraya berkata, ‘Hai Muhammad, sesungguhnya kami menginginkan engkau mendoakan kepada Tuhanmu agar Dia menjadikan bukit Shafa ini emas buat kami. Untuk itu maka kami akan membeli kuda dan senjata dengannya, dan kami akan beriman kepadamu serta berperang bersamamu’. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, ‘Berjanjilah kalian kepadaku, sekirang aku berdoa kepada Tuhanku, kemudian Dia menjadikan bagi kalian bukit Shafa emas, kalian benar-benar beriman kepadaku’. Maka mereka mengadakan perjanjian dengan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk hal tersebut. Kemudian Nabi berdoa kepada Tuhannya, dan datanglah malaikat Jibril kepadanya seraya berkata, ‘Sesungguhnya Tuhanmu sanggup menjadikan bukit Shafa emas buat mereka, dengan syarat jika mereka tidak juga beriman kepadamu, maka Allah akan mengadzab mereka dengan siksaan yang belum pernah Dia timpakan kepada seorang pun di antara makhluk-Nya.’ Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata, ‘Wahai Tuhanku, tidak, lebik baik biarkanlah aku dan kaumku. Aku akan tetap menyeru mereka dari hari ke hari’. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan firman-Nya:

“Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi manusia, apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan (air) itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering), dan Dia tebarkan di dalamnya bermacam-macam binatang, dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, (semua itu) sungguh merupakan tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang mengerti.” (QS. Al-Baqarah: 164)

Siang Untuk Bekerja Malam Untuk Istirahat
Merupakan karunia dan nikmat Allah yang Maha Agung, Dia telah menjadikan untuk hamba-hamba-Nya siang sebagai waktu untuk bekerja dan mencari penghidupan. Serta menjadikan malam sebagai waktu untuk beristirahat.
Dia Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُون
“Apabila shalat telah dilaksanakan maka bertebaranlah kamu di di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah: 10)
Dalam ayat ini Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada orang-orang mukmin untuk bertebaran ke muka bumi dalam rangka mencari penghidupannya setelah shalat Jum’at dilaksanakan. Ini menunjukkan bahwa kita diperintahkan menggunakan waktu siang kita untuk bekerja dan menggunakannya untuk mencari kemaslahatan duniawi kita, sehingga kehidupan seorang mukmin itu menjadi seimbang.
Dia Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

 وَابْتَغِ فِيمَا آَتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآَخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
“Dan carilah pahala negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia, dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qashash: 77)

Dan ketahuilah bahwa bagian siang yang paling banyak mengandung berkah adalah pagi harinya. Karenanya suatu ketika Shahabat Ibnu Abbas –radhiyallahu ‘anhu- melihat anaknya sedang tidur pagi, maka ia berkata, “Bangunlah, apakah kamu tidur pada waktu disebarkan rezeki?”

Dalam sebuah hadits yang bersumber dari Ummul Mukminin Aisyah –radhiyallahu ‘anha-, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah bersabda, “Bersegeralah dalam mencari rezeki dan kebutuhan (hajat), karena dalam kesegeraan (pergi pagi) itu terdapat keberkahan dan kesuksesan.” (HR. At-Tirmidzi)
Dalam riwayat lain disebutkan:

 عَنْ صَخْرٍ الْغَامِدِىِّ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا ». وَكَانَ إِذَا بَعَثَ سَرِيَّةً أَوْ جَيْشًا بَعَثَهُمْ فِى أَوَّلِ النَّهَارِ. وَكَانَ صَخْرٌ رَجُلاً تَاجِرًا وَكَانَ يَبْعَثُ تِجَارَتَهُ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ فَأَثْرَى وَكَثُرَ مَالُه
Dari Shakhr bin Wada’ah Al-Ghamidi –radhiyallahu ‘anhu- dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ia bersabda, “Ya Allah berkahilah untuk umatku pada pagi harinya.” Jika beliau mengutus pasukan perang, maka beliau mengutuskan pada pagi hari. Shakhr adalah seorang pedagan yang biasa mengirimkan barang dagangannya pada pagi hari, maka ia menjadi kaya raya dan banyak harta.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi, dan ia berkata: hadits hasan shahih)

Kemudian dengan rahmat dan kasih sayang-Nya, Allah menjadikan malam sebagai tempat dan waktu untuk beristirahat dari segala kepenatan dan kelelahan di siang hari.
Maha Benar Allah yang telah berfirman:

   وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِبَاسًا وَالنَّوْمَ سُبَاتًا وَجَعَلَ النَّهَارَ نُشُورًا
“Dialah yang menjadikan untukmu malam sebagai pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk berusaha.” (QS. Al-Furqan: 47)
Dan Dia telah berfirman:

وَهُوَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُمْ بِاللَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيهِ لِيُقْضَى أَجَلٌ مُسَمًّى ثُمَّ إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
“Dan Dialah yang menidurkanmu pada malam hari, dan kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umurmu yang telah ditentukan, kemudian kepada Allahlah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan.” (QS. Al-An’am: 60)
Dan firman-Nya:

قُلْ مَنْ يَكْلَؤُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ مِنَ الرَّحْمَنِ بَلْ هُمْ عَنْ ذِكْرِ رَبِّهِمْ مُعْرِضُونَ
“Katakanlah, ‘Siapa yang dapat memelihara kamu di waktu malam dan siang hari selain (Allah) Yang Maha Pemurah?’ Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang berpaling dari mengingat Rabb mereka.” (QS. Al-Anbiya’: 47)
Karenanya, jika telah datang waktu pagi maka janganlah kita menunggu-nunggu datangnya waktu sore, dan apabila telah datang waktu sore maka janganlah kita menunggu-nunggu datangnya waktu pagi. Wallahu ‘Alamu bish Shawab.

sumber: Majalah YDSUI April 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar