Nama beliau adalah Muhyiddin Abu
Zakaria Yahya bin Syaraf bin Mury bin Hasan bin Husain bin Muhammad bin Jum' ah
bin Hizam an-Nawawi ad-Dimasyqi asy- Syafi'i .
Beliau diberi julukan Al Imam (Pemimpin), Al Hafidz (penghafal), Al Qudwah
(teladan), Syaikhul Islam (tokoh di kalangan muslimin), Imamul Auliya’
(pemimpin para wali) dan Muhyiddin (yang menghidupkan agama). Julukan-julukan
itu menunjukan kehebatan, kecerdasan dan keshalihan Al Imam An Nawawi.
Beliau lahir pada pertengahan
(sebagian riwayat menyatakan pada sepeluh hari pertama) Muharram tahun 631 H di
desa Nawa, karena itu beliau lebih di kenal dengan julukan Al Imam An Nawawi. Nawa
terletak 85 KM sebelah selatan kota Damaskus, Syiria.
Pada tahun 649 H, atau 10 tahun dari
usia beliau, beliau berkelana ke Damaskus dan tinggal di kota itu untuk
menuntut ilmu. Bersama gurunya, Kamal bin Ahmad, beliau menghafal kitab Al
Muhadzdzab dalam waktu empat setengah bulan.
Beliau belajar berbagai cabang ilmu
dan menela’ah banyak kitab hadits: Al Musnad Imam Ahmad, Al Muwatha’ Imam
Malik, Syarah Sunan dari Al Baghowi, Sunan Daruquthni dan kutubus sittah
(Julukan untuk 6 kitab hadits, yaitu: Shahih Al Bukhari, Shahih Muslim, Sunan
Abu Dawud, Sunan At Tirmidzi, Sunan An Nasa’I dan Sunan Ibnu Majah). Beliau belajar
kepada para gurunya antara lain: Syaikh Ar Ridha bin Al Burhan, Syaikh Abdul
Aziz bin Muhammad Al Aushani, Syaikh Zainudin bin Abdul Daim dan lai-lain.
Menulis buku termasuk aktivitas
beliau yang diutamakan sehingga mampu melahirkan karya-karya yang banyak dan
bermanfaat bagi kaum muslimin. Diantara kitab karangan beliau adalah: Syarah
Shahih Muslim, Riyadhus Shalihin, Al Adzkar, Al Arba’in, Al Irsyad fi ‘Ulumil
Hadits, dll.
Imam Nawawi selain merupakan sosok
penuntut ilmu yang gigih, beliau juga sangat kuat dalam mengamalkan dan
mengajarkannya. Beliau tekun berdzikir, shalat, puasa, sabar dalam keseerhanaan
dan selalu tampil dalam Al Amru bil Ma’ruf dan An Nahyu Anil Munkar (mengajak
kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran). Beliau tekun mengajar tanpa
mengambil imbalan apapun. Dan diantara murid-murid beliau yang menjadi ulama
besar adalah: Al kHatib Shadr Sulaiman Al Ja’fari, Syihabuddin Ahmad bin Ja’wan
dan Ibnu Al Athar.
Beliau meninggal dunia pada usia 47
tahun yaitu pada tanggal 24 rajab 676 H seteah menderita sakit dan dikuburkan
di kota yazar. Semoga Allah merahmati beliau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar