Minggu, 13 November 2016

[Hadits ke: 1, Arba'in An Nawawi] NIAT YANG BENAR SYARAT DI TERIMANYA AMAL



Hadits ke.1 Niat


عن أمير المؤمنين أبي حفص عمر بن الخطّاب رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلّى الله عليه و سلّم يقول: (( إنّما الأعمال بالنّيات و إنّما لكلّ امرئ ما نوى. فمن كانت هجرته إلى الله و رسوله فهجرته إلى الله و رسوله, و من كانت هجرته لدنيا يصيبها أو امرأة ينكحها فهجرته إلى ما هاجر إليه.)) – متفق عليه-

Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khattab radhiallahuanhu, dia berkata, Saya mendengar Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam bersabda:Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.”

(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah
bin Bardizbah Al Bukhari dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naisaaburi di dalam dua kitab Shahih, yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang).

Keterangan:

"Hijrah" secara bahasa: meninggalkan, sedangkan menurut syariat artinya: meninggalkan negeri kafir menuju negeri Islam dengan maksud bisa melakukan ajaran agamanya dengan tenang. Yang dimaksud dalam hadits ini adalah perpindahan dari Mekkah ke Madinah sebelum Fathu Makkah (Penaklukan kota Mekkah th. 8 H).

Komentar Ulama’:

Hadits ini merupakan salah satu dari hadits-hadits yang menjadi inti ajaran Islam. Imam Ahmad dan Imam Syafi’i berkata: Dalam hadits tentang niat ini mencakup sepertiga ilmu. Sebabnya adalah bahwa perbuatan hamba terdiri dari perbuatan hati, lisan
dan anggota badan, sedangkan niat merupakan salah satu bagian dari ketiga unsur tersebut. Diriwayatkan dari Imam Syafi’i bahwa dia berkata," Hadits ini mencakup tujuh puluh bab dalam fiqh. Sejumlah ulama bahkan ada yang berkata," Hadits ini merupakan sepertiga Islam.

Sebab musabab:

Sebab dituturkannya hadits ini, yaitu: ada seseorang yang hijrah dari Mekkah ke Madinah dengan tujuan untuk dapat menikahi seorang wanita yang konon bernama: “Ummu Qais” bukan untuk meraih pahala berhijrah. Maka orang itu kemudian dikenal dengan sebutan “Muhajir Ummi Qais” (Orang yang hijrah karena Ummu Qais).

Kandungan Hadist:

1.   Niat merupakan syarat layak/diterima atau tidaknya amal perbuatan, dan amal ibadah tidak akan menghasilkankan pahala kecuali berdasarkan niat (karena Allah ta’ala).

2. Waktu pelaksanaan niat dilakukan pada awal ibadah dan tempatnya di hati.

3. Ikhlas dan membebaskan niat semata-mata karena Allah ta’ala dituntut pada semua amal shaleh dan ibadah.

4. Seorang mu’min akan diberi ganjaran pahala berdasarkan kadar niatnya.

5. Semua perbuatan yang bermanfaat dan mubah (boleh) jika diiringi niat karena mencari keridhaan Allah maka dia akan bernilai ibadah.

6. Yang membedakan antara ibadah dan adat (kebiasaan/rutinitas) adalah niat.

7. Hadits di atas menunjukkan bahwa niat merupakan bagian dari iman karena dia merupakan pekerjaan hati, dan iman menurut pemahaman Ahli Sunnah Wal Jamaah adalah membenarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan.

Sumber:
(E Book) Hadits Arba’in An Nawawi, MUHYIDDIN YAHYA BIN SYARAF NAWAWI
Penerjemah      : ABDULLAH HAIDHIR
Murajaah         : DR.MUH.MU’INUDINILLAH BASHRI, MAERWANDI TARMIZI

Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah, CV DIGITAL ILMU

Berikutnya: [Hadits ke.2 Arba'in An Nawawi] Apa itu Islam, Iman dan Ihsan ??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar